Uji
persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk
pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data
menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang
dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji
normalitas dan homogenitas data.
Analisis
regresi, selain mempersyaratkan uji normalitas juga mempersyaratkan uji linearitas, uji heterokedasitas, uji
autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Berbagai pengujian persyaratan
analisis, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji linearitas, uji
heterokedasitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Uji persyaratan
analisis mana yang diperlukan dalam satu teknik analisis data akan disebutkan
secara garis besar pada tiap-tiap teknik analsis data sebagai berikut :
A. UJI NORMALITAS
1. Dengan Kertas Peluang Normal
2. Dengan Uji Chi-Kuadrat (c 2 )
3. Uji Normalitas Dengan Uji Liliefors
4. Uji Normalitas dengan Teknik
Kolmogorov-Smirnov
5. Uji Normalitas Data dengan SPSS
B. UJI HOMOGENITAS
1. Uji Homogenitas Pada Uji Perbedaan
2. Homogenitas Regresi
3. Uji Homogenitas dengan SPSS
C. UJI LINEARITAS
1. Uji Linearitas hubungan/regresi
2. Uji Kelinearan dan Keberartian Regresi
3. Uji Liniearitas dengan SPSS
D. UJI MULTIKOLINEARITAS
Uji Multikolinearitas dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan antar variabel
bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi (signifikan), berarti ada aspek
yang sama diukur pada variabel bebas. Hal ini tidak layak digunakan untuk
menentukan kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Uji multikolinearitas dengan SPSS
dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF (variance inflation
factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan
adalah:
1. jika nilai VIF di sekitar angka 1 atau
memiliki tolerance mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah
multikolinearitas dalam model regresi;
2. Jika koefisien korelasi antar variabel
bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas.
E. UJI HETEROKEDASITAS
Heterokedasitas terjadi dalam regresi
apabila varian error (€i) untuk beberapa nilai x tidak konstan atau
berubah-ubah. Pendeteksian konstan atau tidaknya varian error konstan dapat
dilakukan dengan menggambar grafik antara ŷ dengan residu (y – ŷ). Apabila
garis yang membatasi sebaran titik-titik relatif paralel maka varian error
dikatakan konstan. Contoh berikut menampilkan uji heterokdeasitas dengan
grafik, untuk data hubungan antara insentif (x) dengan kinerja, yang telah
diuji linearitasnya.
F. UJI AUTOKORELASI
Autokorelasi terjadi dalam regresi apabila
dua error €t-1 dan €t tidak independent atau C(€t-1, €t) ≠ 0. Autokorelasi
biasanya terjadi apabila pengukuran variabel dilakukan dalam interval waktu
tertentu. Autokorelasi dapat dilakukan dengan
SPSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar